Warna Training Spack Tim PON Maluku Macam Partai Politik

Berita, Olahraga332 Dilihat
banner 468x60

LenteraNusantara.Co.Id,Ambon – Tidak keliru ada anggapan khalayak luas jika pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi  Maluku periodesasi 2022-2026 adalah “kabinet olahraga kental rasa politik”.

Dengan kalimat lain, KONI Provinsi Maluku mereknya olahraga tapi isinya politik semua. Strukturnya dikemudikan oknum-oknum “pengurus abal-abal” dan dikomando penguasa tak cerdas di bidang olahraga. Alhasil, setelah dikritik akhirnya Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) untuk para atlet Maluku yang akan berlaga dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) digelar.

Pelatda tersebut telah dibuka Penjabat Gubernur Maluku, Sadali Ie, pada Sabtu (22/6/2024) lalu. Ia sampaikan apresiasi ke KONI Maluku yang tengah mempersiapkan Pelatda bagi kontingen daerah ini.

“Saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi tinggi kepada KONI Provinsi Maluku yang telah melakukan persiapan Pelatda bagi kontingen Maluku menuju PON XXI di Aceh-Sumut,” ujar Sadali di Ambon.

Namun yang mengagetkan publik olahraga di daerah ini, saat pembukaan Pelatda itu training spack (kostum) para atlet, pelatih dan pembina, berwarna biru bermotif partai politik tertentu.

Suasana itu sangat tidak lazim dan bukan tradisi kontingen Maluku selama puluhan tahun ikut PON di mana Kontingen daerah ini selalu bernuansa warna tradisi Maluku, yaitu merah-hitam, merah-merah atau merah kombinasi putih.

Nuansa warna biru mirip salah satu partai politik ini, diduga sengaja diubah sesuai selera dan keinginan penguasa Pemprov Maluku dan KONI Maluku.

Hal ini sudah terlihat sejak pelantikan para Penjabat Bupati dan penjabat Walikota maupun yang sedang berlangsung event Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Maluku. Semuanya bernuansa biru.

Hal ini sempat dikeluhkan para atlet dan pembina. Namun mereka pasrah. Soal ini pun sempat dikritik wartawan senior Rudi Muhrim di akun Facebook-nya.

“Kenapa di daerah Ini biar acara yang tidak kaitan dengan Politik, dominasi warnanya selalu bernuansa politik. Dari Panggung, Pencahayaan, Pengisi Acara, Sampe Tamu Yang Datang Pung Baju Samua Warna Politik. Katong Yang Hanya Datang Nonton Saja Bale Kira Jang Sampe Katong Nih Su Buta Warna. Soalnya Terlihat Satu Warna..Sa,” kritiknya, saat pembukaan MTQ Maluku.

Sedangkan seorang pembina cabor atlet PON yang dihubungi, juga akui kaget pakaian atlet berwarna biru. “Atlet pasrah. Karena itu KONI Maluku yang berikan. Padahal warna khas merah hitam atau merah merah itu bermakna berani, siap tempur sesuai karakter Maluku,” ungkap sang pembina.

Kadis Pemuda dan Olahraga Maluku, Sandi Wattimena, ketika dikonfirmasi Rabu (26/6/2024) berujar soal pakaian atlet Pelatda PON bukan kewenangannya.    “Itu urusan KONI Maluku,” katanya, pendek.

Sedangkan Sekretaris KONI Provinsi Maluku, Roy Mongi yang dikonfirmasi Suara Maluku sebagaimana dikutip media ini via pesan Whatsapp, meski sudah membaca namun tidak meresponsnya.

Perubahan warna dan nuansa khas Maluku sesuai selera penguasa dan petinggi KONI Maluku ini, dinilai aneh dan sengaja membawa-bawa unsur politik ke banyak momen event daerah.

Hal ini diduga lantaran mantan Gubernur sekaligus Ketua KONI Maluku, Murad Ismail adalah pembina di Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Maluku serta istrinya kini juga jadi Ketua DPD PAN Maluku dan Anggota DPR RI terpilih dari dapil Maluku.

Selain itu, istri Penjabat Gubernur Maluku Sadali Ie yakni Nita bin Umar juga jadi anggota DPRD Maluku terpilih dari PAN.

Kondisi dominasi warna biru parpol sesuai selera dan keinginan para penguasa daerah ini, justru bertentangan dengan warna tradisi Maluku. Namun hal ini juga bersalahan dengan nuansa dominan di logo Pemprov Maluku yang warna biru sangat kurang.

Sementara itu, Ketua Harian KONI Provinsi Maluku, Mustafa Kamal, mengungkapkan bahwa Maluku akan mengirimkan 54 atlet dari 14 cabang olahraga yang didampingi oleh 28 pelatih dalam PON kali ini.

14 cabor tersebut, yaitu Tinju, Dayung, Hapkido, Karate, Kempo, Muaythai, Kick Boxing, Menembak, Tarung Drajat, Wushu, Taekwondo, Atletik, Biliar dan Selam.

Sayangnya, cabor yang biasa berprestasi seperti atletik justru minim atlet sedangkan anggar tidak lolos PON. “Atletik cuma loloskan empat atlet untuk nomor 4 x 400 putra dan 800 meter putra,” ujar Roy Mongi terpisah.

Atletik tidak ada pelari putri di nomor jarak pendek dan estafet yang tradisi sumbangkan medali emas, perak, perunggu dari PON ke PON. (Tim LN)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *