Lenteranusantara.co.id, MBD- Dojang (klub) Taekwondo Indonesia, Sekolah Menengah Pertama, Tiakur (Spentik TC), Kabupaten Maluku Barat Daya sabet 10 medali emas dan 8 medali perak dari kejuaraan Taekwondo Liga Maluku Series 1 tahun 2025 yang dilaksanakan di Sport Hall, Karang Panjang, Kecamatan Sirimau Kota Ambon, 24-26 Februari 2025.
Sebanyak (18) atlet yang diturunkan di kelas Kyorugi (Pemula), masing-masing Alfart Rehiraky, Mitchel Noah Rehiraky, Ella Lidia Maloky, Herlyn Rupilu, Gerry Ogest Mole, Dandy Wutwensa, Angeline Thenu, Thomas Lokarleky, Yusuf Larbona, Mark Rupilele, Alldy Marang, Tamara Tahnora, Jesika Mesdila, Yuri Soruday, Luis Kamalatu, Barack Kanikir, Eljire Knyartilu dan Glenford Beay.
Menariknya, dari 18 Atlet SMP Negeri Tiakur yang tampil membawa nama SPENTIK TC, ada empat siswa SD Negeri Tiakur yakni Alfart, Mithcel, Ella dan Herlyn yang tampil memukau.
Ella dan Herlyn Sabet medali emas. Herlyn, anak perempuan 12 tahun dari pasangan suami istri, James Rupilu dan Ariance Samloy ini berhasil membungkam lawannya Nindi Wena Rumwaropen dari Taekwando Club (TC) Upua Baguala di partai final kategori pemula.
Pelatih SPENTIK TC Susanty Soruday ketika dikonfirmasi media ini mengungkapkan, dari 18 atlet Taekwondo kategori pemula yang bertanding di hari pertama kejuaraan, Senin (24/2), sebanyak sembilan orang, hasilnya tiga atlet sukses menggondol emas, sedangkan enam atlet lainnya tetap puas dengan perak. ”Hari ini sebanyak tujuh atlet raih emas dan dua atlet raih perak,” tandas Soruday kepada media ini, Selasa (25/2).
10 medali emas disumbangkan Oges, Angel, Glen, Ella, Herlin, Luis, Ucu, Yurry, Dendy dan Ais. Sementara 8 medali perak disumbangkan Alfa, Noah, Cika, Tamara, Aldy, Mark, Aljire dan Raja.
Meskipun tak didukung dengan biaya dari Pemerintah Kabupaten MBD, namun dukungan orang tua dan beberapa donatur menjadi semangat tersendiri untuk tetap mengharumkan nama daerah.
“Kami minta agar ke depan Pemda MBD jeli dalam memperhatikan atlet-atlet kita, khususnya atlet Taekwondo, karena kita ini berangkat dan datang di Ambon pakai biaya sendiri. Dukungan SMP Tiakur sebagai Dojang kita, orang tua dan ada yang secara pribadi juga berkontribusi, tetapi tidak ada sentuhan dari Pemda, padahal kita datang bawa nama daerah,” tandasnya.
Lanjutnya lagi, semoga ke depan Pemerintah Kabupaten MBD bisa memperhatikan atlet-atlet khususnya atlet-atlet Taekwondo ketika mereka mengikuti kejuaraan di luar daerah. ”Itulah harapan kami,” beber Soruday. (LN-04)