PT. BKP–BTR Perkuat Pemberdayaan Nelayan Lokal di Pulau Wetar

banner 468x60

Lenteranusantara.Co.Id, Wetar – PT Batutua Kharisma Permai (BKP) dan PT Batutua Tembaga Raya (BTR), dua anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MCG), terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir melalui program pemberdayaan nelayan lokal di Pulau Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya.

Melalui kerja sama yang dijalankan bersama Yayasan Ama Kefe di Desa Uhak, dan Yayasan Ina Rifa di Desa Lurang, hasil tangkapan nelayan seperti ikan batu-batu dan ikan tuna kini secara rutin disuplai ke pihak katering perusahaan. Langkah ini tidak hanya memastikan pasokan bahan makanan segar untuk karyawan, tetapi juga membuka peluang pendapatan tambahan bagi nelayan di sekitar wilayah operasi perusahaan.

Salah satu nelayan dari Desa Uhak, Samuel Moses, mengaku terbantu dengan adanya kerja sama tersebut.

“Dengan adanya kerja sama melalui dua Yayasan tersebut, kami para nelayan bisa mendapatkan penghasilan yang lebih pasti. Hasil tangkapan seperti ikan batu-batu dan tuna kami jual langsung ke pihak katering perusahaan,” ujar Samuel saat ditemui di Pantai Gresel, Desa Lurang, Kecamatan Wetar Utara, Senin (27/10/2025).

Samuel menambahkan, keberadaan perusahaan turut membantu menstabilkan hasil tangkapan nelayan di Desa Uhak dan Desa Lurang.

“Kalau kuota tangkapan sudah terpenuhi, kami bisa langsung melakukan penimbangan ke pihak BKP–BTR melalui katering. Jadi prosesnya jelas dan cepat,” ujarnya.

Sementara itu, General Manager Operation BKP–BTR, Jimmy Bob Suroto, menyampaikan bahwa perusahaan akan terus memberikan dukungan terhadap aktivitas ekonomi masyarakat setempat, khususnya para nelayan.

Menurutnya, pemberdayaan masyarakat merupakan bagian dari implementasi Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) sebagaimana diamanatkan oleh pemerintah.

“Kami tetap menghormati dan memberikan dukungan kepada para nelayan lokal agar mereka bisa terus berusaha dan memperoleh penghasilan yang layak. Tentu bantuan dan kerja sama yang kami lakukan disesuaikan dengan kemampuan perusahaan.”

Ketika jumlah karyawan meningkat, permintaan pasokan ikan juga naik. Namun jika aktivitas produksi menurun yang berdampak adanya efisiensi pekerja, maka pembelian ikan sementara disesuaikan sampai kondisi kembali stabil,” jelas Jimmy, yang juga merupakan alumnus STM Siwalima Langgur–Tual, Maluku Tenggara.

Senada dengan itu, Randi Frans, nelayan asal Desa Lurang, mengaku bersyukur atas kehadiran perusahaan di wilayahnya. Ia menilai harga ikan yang dibeli perusahaan cukup baik dan membantu menambah penghasilan keluarga.

“Kami tetap bersyukur ada perusahaan di sini. Hasil tangkapan kami dibeli dengan harga yang cukup baik. Kalau sekarang pembelian sedang dibatasi karena kondisi tertentu, kami tetap bisa menjual hasil tangkapan ke masyarakat atau kirim ke daerah terdekat seperti Kupang dan Alor,” ujar Randi.

Randi juga menegaskan bahwa insiden patahnya tongkang di tepian Pantai kali kuning beberapa waktu lalu tidak mempengaruhi aktivitas melautnya.

“Dengan adanya insiden patah tongkang itu, sama sekali tidak mengganggu kegiatan kami untuk melaut. Saya tetap melaut seperti biasa,” tambahnya.

Ia berharap keberadaan BKP–BTR dapat terus memberikan manfaat bagi warga Uhak dan Lurang. “Dari hasil penjualan ikan ke perusahaan, kebutuhan sehari-hari kami bisa terbantu. Kami berharap BKP–BTR tetap ada di sini untuk menghidupkan banyak orang,” tutupnya.

Randi akui, Komitmen BKP–BTR dalam memperkuat ekonomi masyarakat lokal menjadi bukti nyata sinergi antara industri pertambangan dan sektor perikanan rakyat.

Dia berharap, program supply ikan lokal melalui Yayasan Ama Kefe dan Ina Rifa ke Perusahaan terus berlanjut sebagai bagian dari upaya berkelanjutan membangun kesejahteraan dan kemandirian masyarakat pesisir di Pulau Wetar dan khususnya untuk para nelayan dari Desa Uhak juga Desa Lurang. (LN-01)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *