Lentera MBD.Com, Tiakur
Persekutuan Mahasiswa Asal Yotowawa (PMAY) di Tiakur menyoroti penanganan kasus hilangnya 5 buah mesin jenis Jhonson milik nelayan Pulau Kisar. Sejak hilangnya mesin milik kelompok nelayan bobo Kisar Selatan pada 4 Oktober lalu, hingga kini belum ditemukan pelaku pencuriannya. “Dengan sangat prihatin atas kehilangan 5 buah mesin jenis Johnson berkapasitas 40 Paar Kracht (PK) yang dimiliki oleh saudara Etwin Silkaty, Thobias Darkay, dan Ferdinan Darkay. Ini kejadian yang merugikan para nelayan pulau Kisar yang bergantung pada bobo dan mesin tersebut untuk aktivitas di laut,” tandas Ketua PMAY Tiakur, Marlon Frans kepada media siber lentera mbd.com.
Selain menyikapi penanganan kasus tersebut, Frans juga mengajak masyarakat dan semua komponen di Pulau Kisar untuk hidup dalam tatanan budaya yang berakar dan menjadi peninggalan orang tua. “Sejak dulu, Pulau Kisar dikenal dengan hidup dalam budaya saling mengingatkan. Kisar dikenal dengan masyarakatnya yang jujur. Karena itu, budaya dan sejarah ini tidak boleh luntur dan hilang. Sejak dulu, kalau ada barang yang tercecer akan diamankan dan dicari tahu pemiliknya. Sehingga di Kisar kehidupannya sangat aman dan nyaman,” ujarnya.
Lanjutnya, PMAY Tiakur juga mendukung sepenuhnya upaya penanganan kasus ini oleh pihak berwenang. “Kita berharap pelaku pencurian segera ditemukan dan ditindak sesuai hukum. Apalagi, momentum gerejawi akan dihelat di Pulau Kisar, jangan sampai menjadi tendensi buruk bagi setiap orang yang akan berdatangan ke Kisar,” cetus Mahasiswa PSDKU ini sembari mengingatkan kepada masyarakat bahwa solidaritas dan kepedulian terhadap sesama adalah nilai-nilai yang harus terus dijunjung tinggi. Mari bersama-sama menjaga keamanan dan kesejahteraan masyarakat Pulau Kisar. Kami berharap agar kasus ini dapat memberikan pembelajaran bagi kita semua tentang pentingnya kerja sama dalam menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan kita. (LMbd 03)