Mengupayakan Yang Baru Dengan Tidak Melupakan Yang Lama

Berita, Religi305 Dilihat
banner 468x60

Lentera MBD.Com, Wonreli— Pembukaan Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) ke-44 Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) yang digelar di Gereja Imanuel, Wonreli, Klasis Pulau Kisar, Kecamatan Kisar Selatan, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Minggu (29/10) jam 5 sore diawali kebaktian bersama. Pendeta Johanis Lorwens, M.Th sebagai pemberita firman memberikan pesan yang harus dimaknai GPM dalam pergumulan sidang MPL.

Lorwens menjadikan Kisah Rasul Paulus dalam bacaan Galatia 4:12-20, dengan mengupayakan hal yang baru tetapi tidak melupakan yang lama. “Hal ini berkaitan dengan cara melayani yang dilakukan oleh Paulus. Bahwa dalam keterbatasan yang dimiliki secara fisik oleh Paulus, tetapi dirinya terus membangun relasi dengan umat dan mengupayakan sesuatu yang baru tetapi tidak meninggalkan dan melupakan kebiasaan hidup umat yang lama,” urainya dalam khotbah.

Paulus, seorang pendek, berkaki bengkok atau timpang. Tetapi dia mampu melakukan penginjilan dengan berjalan kaki ribuan kilometer. “Ini karakter unggul yang harus dijadikan teladan. Bahwa karakternya melampui keterbatasan yang dimiliki dalam melakukan pekerjaan pemberitaan injil. Paulus memiliki sikap semangat besar, murah hati, peka dan pendamai, memenangkan cinta kasih, tetapi juga mudah marah tapi juga mudah mengampuni. Itulah plus minus hidup seorang Paulus. Karena itu, jika pelayan menjadikan keterbatasan fisik maupun psikis sebagai rintangan (barrier), maka pekerjaan Tuhan menjadi terhambat. Saya mau katakan satu hal, keberhasilan seorang pelayan ditentukan dari kualitas kerohaniannya. Karena itu saya berharap sidang MPL lebih mempertajam aspek ini,” paparnya.

Pembukaan Sidang MPL ke-44 Sinode GPM, (29/10/2023)

Secara kontekstual Lorwens menegaskan, berdasarkan teks bacaan, maka yang harus dilakukan adalah reformasi iman. Orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang merunduk dan taat kepada Tuhan. “Apakah kita adalah orang yang beriman. Pemimpin orang beriman yang beriman. Paulus mengatasi masalah dengan membangun relasi baik dengan jemaat. Karena itu, sebagai pelayan harus membangun relasi baik dengan jemaat. Pada titik tertentu orang Kisar mengatakan panas itu masalah. Tetapi sesungguhnya kita harus menghitung anugerah Allah dalam kepanasan itu. Saya mencontohkan kambing Kisar yang dibawa ke Ambon diberi makan rumput hijau, perutnya sakit. Kambing Kisar terbiasa dengan rumput yang kering dan itulah kehebatan Allah. Di Romang biasanya panen madu. Di saat suhu panas, justru madu yang dipanen itu kualitasnya baik dibandingkan saat musim hujan. Itu berarti di tengah panasnya suhu dan kepahitan hidup, Allah menganugerahkan kebaikan-Nya dengan kualitas hidup,” jelasnya mencontohkan.

Kita telah memulai dengan Ekonomi Keluarga Allah (EKA). Gerakan kita banyak. Menanam, melaut dan memasarkan. “Ketika kita memulai dengan gerakan-gerakan yang baru, kita tidak lupa apalagi kita mengabaikan pemeliharaan yang sudah ada. Saya mendengar ada seribu bibit lemon baru yang dibawa dari IPB ke Kisar, karena lemon Kisar sudah banyak yang mati. Tetapi lagi-lagi saya ingatkan, kita mengupayakan yang baru tanpa mengabaikan yang lama. Lemon Kisar harus tetap dijadikan produk unggulan. Sekarang ini, di Kisar banyak orang berkebun mamakai obat pembasmi hama dan kemungkinan berdampak hingga mematikan pohon lemon. Hal ini yang harus dirubah, tetapi pohon lemon Kisar tidak bisa dirubah apalagi digantikan dengan lemon dari tempat lain,” paparnya.

Untuk diketahui, pembukaan Sidang MPL selain dihadiri peserta dari 34 Klasis di Maluku dan Maluku Utara juga dihadiri Anggota DPR RI, Hendrik Lewerissa, Anggota DPD RI, Novita Anakotta, Anggota DPRD Provinsi Maluku, Melkias Sairdekut dan Anos Yermias, Anggota Bawaslu Provinsi Maluku, Stevyn Melay, Bupati dan Wakil Bupati MBD bersama Forkopimda. Persidangan dilaksanakan dari tanggal 29 Oktober dan berakhir 4 November nanti. (LMbd 01)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *