Masyarakat Tuding Pansel Paskibraka dan Pejabat Kesbangpol Maluku “Brengsek” Diduga Loloskan Anak Pejabat, Peringkat Satu Asal SBB Dijegal ke Jakarta

Berita, Pendidikan, Ragam404 Dilihat
banner 468x60

LenteraNusantara.Co.Id, AMBON – Mayoritas masyarakat Maluku menuding Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka)  Maluku Tahun 2024 dan oknum-oknum pejabat Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sekretariat Provinsi Maluku “brengsek”.

Diduga kuat hanya demi meloloskan salah satu anak pejabat dan memuluskan kepentingan kelompok tertentu, calon Paskibraka asal Kabupaten Seram Bagian Barat, Kristianie Lumatalale alias Kristin sengaja dijegal ke Jakarta bergabung dengan calon paskibra daerah lain untuk peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2024.

Padahal, siswa salah satu SMA di Kabupate SBB  ini menempati peringkat satu dalam seleksi paskibraka tingkat provinsi Maluku di Ambon.

Kristin menuturkan dirinya memperoleh nilai akhir seleksi paskibraka  89, 46 dari 60 putra dan Putri terbaik yang terpilih untuk mengikuti seleksi paskibraka di tingkat provinsi Maluku ke tingkat nasional.

Dia masuk menempati peringkat satu dari 60 calon anggota paskibra tingkat Maluku. Alhasil, dia harus kembali menjalani penyaringan untuk menemukan  empat orang  terbaik  yang akan mewakili Provinsi Maluku di tingkat Nasional.

Sudah pasti Kristianie ikut menemani tiga rekannya sebagai  calon anggota paskibra untuk mewakili provinsi ikut seleksi di tingkat pusat.

Dan benar saja,  Kristianie lolos dan mendapat panggilan dari pansel calon paskibra Maluku pada Senin (10/6/) sekira pukul  06.00 WIT sudah berada di kantor Gubernur Maluku untuk menunggu petunjuk selanjutnya.

Dia bersama  tiga teman lainnya, yakni Cleo Valdy Ririhena, Aril Lestaluhu dan Riska DF Latuconsina diperintahkan oleh  Kepala Kesbangpol Setprov Maluku, Abdi Wasahua menuju laboratorium Kesehatan dr M. Haulussy Ambon dan kemudian ke RS Haulussy untuk Medical Check -Up.

“Kami berempat diantar dan dikawal oleh pak Ipul dari kesbangpol dan ibu dokter Shellha. Dari hasil MCU kami berempat masing-masing M F A Lestaluhu ( MS ), Cleo V. Ririhena (TMS) karena hasil tensi  160, bengkak jantung, gigi 5 berlubang, Riska D.F Latuconsina (TMS) karena Gigi 10 berlubang dan mata minus 3,5 dan saya (Kristiane Lumatalela) (TMS) karena hb rendah / 7 dan colebs,”ungkap Kristiane kepada LenteraNusantara.Co.id di Ambon, Selasa (11/6).

Namun anehnya,  setelah ada pengumuman lolos seleksi, kembali ada pemeriksaan kesehatan akal-akalan yang dilakukan pansel paskibra Maluku Tahun 2024.

Kristiane menambahkan dari hasil MCU namanya yang tadinya sudah diumumkan untuk berangkat mengikuti seleksi pusat tetiba terjadi perubahan dengan alasan dirinya tidak memenuhi syarat (TMS).

“Perubahan nama ini saya rasa sangat tidak adil,  karena ada nama yang tidak ikut MCU seperti Michelle Dewi Salamony dan Riska DF Latuconsina yang TMS karena 10 gigi  berlubang dan mata minus 3,5 bisa lolos seleksi ke pusat,  sementara saya yang  ikut MCU dan cuma Hb kurang sedikit dinyatakan gugur,” lirih Kristiane.

“Bahkan ada isu yang sengaja diembuskan kalau saya pada waktu latihan sering pingsan. Saya mau katakan kalau isu itu tidak benar.  Banyak saksinya dari awal seleksi sampai akhir  semua itu tidak pernah terjadi,” keluh Kristiane.

Kristiane menjelaskan pada H-1 jadwal keberangkatan tanggal  9 Juni 2024, dirinya  mendapat kiriman link di grup paskibraka.  Setelah dibuka benar terjadi perubahan nama yang mendapat tiket pesawat siap untuk berangkat yakni  Michelle Dewi Salamoni, Riska D F Latuconsina, Muhammad Fahry Lestaluhu, Arum Asih Lestari dan Ali Madzwal Tawainela.

“Tadinya empat orang,  berubah lagi menjadi lima orang. Ini tidak adil. Yang terjadi dari empat orang ikut MCU,  satu orang lolos (ms) tiga orang tidak lolos (tms) kok kenapa cuma saya dan Cleo Valdy Ririhena sementara Riska DF Latuconsina juga TMS bisa lolos,”sesalnya.

Kristiane berharap, pansel  paskibraka berlaku tidak adil, karena seluruh peserta berjuang membawa nama daerah masing masing . “Jangan hanya karena kepentingan atau maksud tertentu sehingga ada yang harus jadi tumbalnya,” protes Kristiane.

Kristiane menduga, seleksi Paskibraka Maluku kali ini hanya formalitas karena sudah diatur sebelumnya. Terbukti yang TMS bisa diloloskan dan yang tidak ikut MCU bisa juga diloloskan oleh pansel Paskibraka, sedangkan yang berjuang dengan keras menjadi tumbal oknum-oknum panitia.

“Semoga kasus ketidakadilan ini didengar penjabat Gubernur Maluku (Sadeli Ie) dan beliau diharapkan dapat memeriksa oknum-oknum yang terlibat dengan kepentingan pribadi ,”pinta Kristiane.

Kepala Kesbangpol Maluku, Daniel E Indey yang dikonfirmasi mengaku, Kristianie Lumatalale yang merupakan perwakilan dari Kabupaten SBB ini memiliki nilai yang bagus dalam proses seleksi. Hanya saja, saat Medical Chak Up (MCU) dinyatakan tidak memenuhi syarat.

“Soal yang perwakilan dari SBB itu, ada dua hal saja. Yaitu. soal nilainya itu bagus. Nah cuman periksa MCU. Sebelum berangkat berlangsung ke Jakarta untuk seleksi lagi. Dari MCU itu, adik kita ini tidak menuhi syarat kesehatan dari hasil pemeriksaan dokter, sebagaimana ditetapkan oleh panitia pusat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila di Jakarta,” kilah Daniel.

Mantan Penjabat Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar ini menjelaskan, pemeriksaan kesehatan sudah lebih awal sejak seleksi di Kabupaten/Kota, namun pemeriksaan kesehatan di tingkat Provinsi berbeda.

“Di tingkat Kabupaten/Kota sudah dilakukan pemeriksaan, namun sebelum ke Jakarta di Provonsi juga melakukan pemeriksaan MCU, dan itu berbeda. MCU dilakukan kesehatan secara detil dan dilakukan  langsung dokter spesialis mata, spesialis jantung, gigi dan penyakit dalam,” jelasnya.

Meskipun demikian, Daniel tidak menjelaskan alasan tentang peserta yang sudah dinyatakan tidak lolos, namun tetap dikirimkan untuk mewakili Maluku. (Tim LN)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *