LenteraNusantara.Co.Id,Ambon – Sangat disesalkan dan disayangkan jika seorang pejabat publik seperti Mirati Dewaningsih (MD) dengan gamblang melecehkan dan menghina kerja wartawan/jurnalis di Maluku. Selama lebih kurang 10 tahun isteri mantan Bupati Maluku Tengah Ir Abdulah Tuasikal “duduk membisu” dengan “microphone mati (off)” dalam rapat-rapat penting di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI daerah pemilihan (dapil) Provinsi Maluku di Senayan, Jakarta.
Anehnya, saat pulang kampung mencalonkan diri sebagai Calon Bupati Maluku Tengah 2024-2029, justru MD tidak menerima ketika diwawancarai jurnalis. Seolah-olah menghindar dari pertanyaan-pertanyaan jurnalis, MD malah menghina wartawan. “Beta seng percaya wartawan. Katong bicara lain kamong tulis lain. Jadi jangan ada wawancara lai.Tulis yang beta kasih sambutan saja di kegiatan ini,” sahut MD ketika dikonfirmasi wartawan sebagaimana dikutip LenteraNusantara.co.Id dari dari kabaresi jurnalis com, Senin (5/8/2024). Kekecewaan ini disampaikan Anggota DPD RI yang juga Balon Bupati Malteng itu pada wartawan di salah satu kafe di Masohi, Minggu (4/8/24) seusai MD menerima hasil survei yang dilakukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Malteng.
“Jang lai. Nanti wartawan tulis lain, seng (tidak) sesuai katong (kami) bicara,” ucapnya mengelak.
Saat ditanya wartawan mana yang menulis tidak sesuai dengan pernyataan seperti yang disampaikan, MD tidak menjawab wartawan mana yang dimaksudkan, tidak menyebutkan wartawan yang meliput di Malteng atau daerah lain.
“Selama ini kita tidak pernah menulis di luar pernyataan yang ibu (MD) sampaikan. Wartawan siapa itu biar kita juga tahu,” tanya Muhammad Sanaky, wartawan Carang TV dari DMS Grup menohok MD.
Mendapat pertanyaan tersebut, Anggota DPD RI yang terpilih kembali di Pileg 2024 itu mengalihkan pembicaraan soal rekomendasi yang sudah diterima dari Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Malteng.
“Partai Perindo Malteng dalam memberikan rekomendasi benar-benar obyektif sesuai hasil survei, dan rekomendasi itu sudah saya terima, karena hasil survei,” kilah MD.
Terkait pernyataan yang menghina profesi wartawan dari MD itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Kabupaten Maluku Tengah (PWI Malteng), Steward Toisuta mengatakan penilaian terhadap kerja wartawan oleh siapa saja itu haknya dalam negara demokrasi termasuk penilaian dari MD.
“Itu haknya Ibu Mirati mau menilai kerja wartawan di lapangan. Namun harus obyektif dan jangan menggeneralisasi semua wartawan itu buruk dalam menulis berita seperti yang disebutkan ibu Mirati. Siapa wartawan dan medianya, bagusnya disebutkan saja atau laporkan oknum wartawan itu ke pimpinan redaksinya biar ada evaluasi,” ungkap Toisuta melalui telepon selulernya, Minggu (4/8/24).
“Ibu Mirati harusnya bisa membedakan dalam isi berita yang ditulis wartawan. Mana narasi yang dibuat wartawan dan mana isi kutipan sebagai pernyataan narasumber. Jika kutipan yang ditulis wartawan tidak sesuai pernyataan narasumber, maka wartawan itu keliru karena merubah pernyataan sumber dan hal itu tidak dibenarkan sesuai Kode Etik Jurnalistik,” tegas Toisuta. (LN-04)