Wakil Direktur IRCI Harap Rakyat Hindari Politik ”Nasi Bungkus” di Pilkada MBD

banner 468x60

LenteraNusantara.Co.Id, Jakarta– Wakil  Direktur Institute for Research, Consultation & Information of International Investmen (IRCI), Freni Lutrun di Jakarta pada sabtu (05/10), mengatakan, rakyat Kabupaten Maluku Barat Daya tidak dibayar hanya dengan nasi bungkus dalam kampanye di Pilkada. Hal ini disampaikan tokoh muda MBD ini merespons tahapan kampanye Pilkada yang sementara terlaksana.

Menurutnya, iklim politik yang tercipta di MBD saat ini sangat sulit untuk bisa melihat peluang investasi daerah kedepan, dikarenakan belum terlihat ada gagasan besar calon pemimpin yang ikut berkontestasi di Pilkada tahun 2024 yang memberikan pemikiran atau visi perubahan untuk masyarakat.

“Harusnya para calon pemimpin di sana mempersiapkan visi perubahan mereka dan ditawarkan kepada rakyat. Dari situlah, rakyat dan umumnya orang menilai bahwa ada perubahan atau tidak dari yang mereka sampaikan. Yang terlihat semacam ada sentimen yang dibangun sekedar suka atau tidak dan bukan simpatik itu muncul karena pikiran yang ditawarkan. MBD dengan sumber daya alam yang begitu besar sangat disayangkan kalau calon pemimpinnya tidak bisa membawa perubahan”, ungkap Pria asal Maluku Barat Daya yang Jurnalis ini di Jakarta.

Dirinya menjelaskan kalau MBD merupakan daerah termiskin di Maluku dan Indonesia pada umumnya. Namun itu sebenarnya menjadi tamparan keras para elit politik dan pejabat daerah untuk bagaimana memperbaiki keadaan masyarakat, dan bukan sebaliknya mengejar kekuasaan atas dasar menggiring masyarakat dalam perangkap pemikiran yang pragmatis.

“Yang terjadi akhir-akhir ini justru rakyat itu semacam dipaksa untuk mengikuti kemauan elit dan partai, rakyat “dibayar” dengan nasi bungkus atau “menggadaikan” jabatan dalam pesta politik. Jika itu terus terjadi, MBD justru makin terpuruk”, jelasnya.

Dirinya berharap, rakyat MBD harus semakin jeli dan dapat menilai calon pemimpin daerah kedepan. ”MBD akan terus terpuruk dan tertinggal, jika para elit politiknya miskin ide dan gagasan. Harusnya ide dan gagasan yang tetuang dalam visi dan misi itulah yang dikedepankan dalam kampanye. Rakyat MBD harus bisa menilai dan merefleksikan perjalanan pemimpin daerah sebelumnya dan kedepan nantinya dan tidak tergiur dengan politik transaksional yang nilainya seperti harga nasi bungkus,” harapnya. (LN Tim)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *