Materi Debat Calkada Maluku Monoton dan Membosankan

Anwar : KPUD Kurang Pengalaman dan Miskin Inovasi, "Soal Bocor", Panelis Diduga Memihak ke Kandidat Tertentu

Berita, Maluku, Pilkada173 Dilihat
banner 468x60

LenteraNusantara.Co.Id,Ambon – Sebagai sosok yang sudah tiga kali tampil sebagai Pembawa Acara di debat calon walikota dan calon wakil walikota Ambon 2016-2021, debat calon gubernur dan calon wakil gubernur Maluku 2019-2024 dan debat calon bupati dan calon wakil bupati Maluku Barat Daya 2024-2029, Zein Anwar mengaku prihatin dengan materi debat yang disodorkan tim panelis.

Zein menyebutkan materi debat di pemilihan kepala daerah (serentak) 2024 monoton dan membosankan. “Sebagai orang yang sudah tiga kali memandu acara debat pilkada kota Ambon, pilkada Maluku dan pilkada MBD, saya rasa materi pertanyaan itu-itu saja. Sekitar delapan puluh persen lebih banyak soal politik dan pembangunan fisik, sedangkan isu-isu penting lain, seperti lingkungan, pemberdayaan perempuan, olahraga dan seni budaya serta pembangunan non fisik jarang dieksplore sebagai bahan debat. Makanya, pemimpin yang dilahirkan dari debat kurang berpikir holistik dan tidak mampu menjawab kebutuhan daerah di banyak sektor,” sebut Zein dalam bincang-bincang dengan media ini di Ambon, Kamis (31/10/2024).

Menurut Zein, faktor penyebab utama mengapa materi debat di pilkada Maluku maupun pilkada kota dan kabupaten di daerah ini monoton dan tak berwarna karena komisioner-komisioner Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Maluku maupun di kabupaten dan kota diisi sosok-sosok yang kurang pengalaman, miskin inovasi, kejar pencitraan dan berpikir pragmatis. “Faktanya memang seperti itu. Komisioner KPUD provinsi, kabupaten dan kota di Maluku miskin inovasi, kurang pengalaman dan terkesan jadi bemper oknum penguasa, karena proses seleksinya ada titip-titipan khusus kekuasaan,” papar Zein.

Selain itu, ujar Zein, panelis debat hanya dosen-dosen tertentu dari fakultas hukum dan fakultas ilmu politik di Universitas Pattimura, sehingga isu-isu lain kurang diangkat ke permukaan dalam setiap kali debat pilkada di Maluku. “Seharusnya di tim panelis ada juga dosen-dosen fakultas-fakultas lain di Unpatti maupun universitas-universitas swasta di Maluku,” ujarnya.

Zein menengarai ada anggota tim panelis yang juga menyusun visi-misi calon gubernur dan calon wakil gubernur Maluku tertentu sehingga debat publik pertama terindikasi ada soal-soal panelis yang bocor ke kandidat dimaksud. “Terkait soal bocor juga ada benarnya karena panelis tidak netral tergantung objekan. Makanya ini harus menjadi catatan penting bagi KPUD Maluku maupun KPUD kabupaten dan kota memasuki debat publik kedua,” anjur Zein.

Untuk debat kedua nanti, Zein meminta KPUD Maluku dan KPUD kabupaten/kota dapat mengadopsi debat pemilihan presiden di Amerika Serikat yang memetakan sesi tanya-jawab terpisah antara calon presiden dan calon wakil presiden. “Lebih fair kalau debat kedua nanti dibagi sesi untuk calon gubernur atau calon bupati dengan sesi calon wakil gubernur dan calon wakil bupati,” saran Zein.  (LN-04)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *