Lenteranusantara.co.id, Ambon – Pembayaran Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) seyogyanya berdasarkan beberapa faktor, yakni beban kerja, tempat bertugas, kondisi kerja, prestasi kerja, kelangkaan profesi dan/atau pertimbangan objektif lainnya.
Di Kota Ambon, Provinsi Maluku, TPP yang diberikan kepada para guru bisa mencapai Rp. 4 juta. Mirisnya, sebagian guru di Kota Ambon justru diberikan TPP tahun 2024 jauh panggang dari api.
Informasi yang diterima lenteranusantara.co.id, Senin (21/7), Sekolah Menengah Atas Negeri 4 di Lateri, Kota Ambon, Maluku, ada guru yang diberikan TPP hanya Rp. 59 ribu, Rp. 200 ribu, Rp. 400 ribu, bahkan ada guru yang tidak dapat.
Sekalipun tenaga pendidik atau guru di SMA Negeri 4 Ambon telah menghasilkan para lulusan berkualitas, macam Walikota Ambon Bodewin Wattimena, mantan Ketua DPRD Kota Ambon Jance Wenno, mantan Kepala SMA Siwalima Elizama Tahalea, anggota DPRD Maluku Edison Sarimanela dan banyak lagi, namun pembayaran TPP guru tahun anggaran (TA) 2024, jika di SMA lain di Provinsi Maluku banyak guru yang diberikan TPP berkisar Rp. 4.000.000 hingga Rp. 4.500.000, di SMA Negeri 4 Ambon pembayaran TPP guru sangat bervariasi dan miris.
Bahkan informasi yang diperoleh media ini, sudah dikasih TPP relatif kecil, masih dipotong 4 persen dan 1 persen untuk BPJS. Padahal lima tahun sebelumnya Pemerintah Provinsi Maluku di zaman Gubernur Murad Ismail tidak membayar tunggakan BPJS sebesar Rp 8 Miliar.
Kepala Sekolah SMAN 4 Ambon, Mezack Tentua yang dikonfirmasi lenteranusantara.co.id, Selasa (22/7) melalui telepon seluler mengakatan, sebagai pimpinan sudah mengedukasi para guru untuk melakukan tanggung jawab mereka tidak hanya mengajar tetapi juga mengupload Simpeg dan absen masuk dan pulang.
SIMPEG guru adalah Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian yang dikhususkan untuk mengelola data dan informasi terkait guru. Sistem ini dirancang untuk membantu pengelolaan administrasi kepegawaian guru, mulai dari data pribadi, riwayat pendidikan, hingga data kinerja. SIMPEG guru mempermudah proses pengelolaan data, pelaporan, dan pengambilan keputusan terkait kepegawaian guru.
”Jadi perlu disampaikan bahwa, benar untuk pembayaran TPP guru itu semua by sistem kakak. Di SMAN 4 Ambon absen online sudah diberlakukan itu sejak tahun 2023. Sehingga pembayaran TPP itu akan bervariasi berdasarkan data SIMPEG,” ungkap Tentua.
Ditanya terkait data yang mempengaruhi pembayaran TPP. Tentua menjelaskan, untuk pembayaran TPP di SMAN 4 Ambon itu yang paling tinggi itu ada yang Rp. 2 juta dan ada yang 3 juta.
”Jadi memang ada guru yang dapat yang terendah itu yang kakak bilang tadi itu, Rp. 59 ribu. Untuk persyaratan pembayaran TPP itu, guru harus buat Simpeg tiap bulan dan ditambah dengan absen masuk dan pulang dan sejak 2023 kita sudah lakukan absen online. Absen itu langsung diketahui di dinas provinsi dan juga di BKD. Sehingga besaran pembayaran itu sesuai dengan sistem yang ada. Kita tidak bisa mengutak-atik sistem. Jadi kita juga tidak punya kewenangan menentukan besaran TPP bagi para guru,” terangnya.
Lanjutnya lagi, selaku pimpinan saya sudah sampaikan kepada para guru agar sesibuk-sibuk apapun, jang lupa mengisi simpeg dan absen. ”Sehingga jangan ada komplain kalu saat terima TPP dianggap kurang atau tidak sesuai. Saya sudah mengedukasi para guru. Bagi yang terima TPP dengan besaran yang tadi kakak sampaikan itu, saya sudah panggil dan sampaikan penjelasan. Dan di sini juga tidak ada yang komplain dengan TPP. Saya juga yakni di sekolah lain juga mengalami yang sama, karena semuanya by sistem,” tegasnya.
Untuk yang dapat Rp. 59 ribu, katanya, itu karena selama satu tahun tidak mengisi Simpeg dan absen. ”Padahal para guru ini sejak awal sudah diingatkan. Simpeg itu harus diisi perbulan dengan batas tanggal 3. Jadi bulan-bulan yang sudah dilewati itu sudah terbaca disistem. Jadi TPP yang diterima itu bervariasi. Untuk yang dapatnya Rp. 59 ribu itu, karena Simpeg selama satu tahun tidak di-upload dan kemudian dia punya absen pulang presentasinya sangat kecil sekali. Itu yang menyebabkan sehingga TPP yang diterima seperti itu,” urainya.
Ditanya terkait kebijakannya sebagai kepala sekolah menyikapi persoalan tersebut. Tentua mengatakan, pihaknya sudah melakukan langkah edukasi dan mengingatkan kepada para guru. ”Langkah yang kita ambil adalah mengingatkan para guru untuk meng-upload Simpeg dan absen. Karena data yang sudah sampai melalui sistem ke Dinas Provinsi dan BKD itu kita tidak bisa merubah,” sebutnya.
Ditanya soal pemotongan TPP yang dilakukan, Pria low profile ini bahkan sedikit Teologis mengatakan, itu sangat tidak boleh dilakukan. Bahwa apa yang diterima harus disyukuri. ”Kedepan kalau mau TPP-nya bagus berarti harus disiplin Simpeg dan absen. Ini juga berkat yang harus disykuri dan dipergunakan dengan baik untuk keluarga. TPP ini adalah bentuk penghargaan pemerintah bagi kinerja kita. Jadi Saya tidak punya hak sama sekali untuk memotong TPP itu,” tutupnya. (LN-01/LN-04)