Lenteranusantara.Co.Id, Labuha – Dari balik pintu Hotel Obama, langkah tegap Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa, bersama istri tercinta, Maya Baby Lewerissa/Rampen yang juga Ketua TP-PKK Maluku, mengawali perjalanan rohani menuju Gereja Betsaida, Labuha, Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, Sabtu (6/9/2025).
Rombongan pejabat turut mendampingi, Kepala Dinas Kominfo Maluku, Melkias Lohy, Kepala Biro Hukum Setda Maluku, Hendrik Hermawan, serta Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Maluku, Fibra Breemer.
Senyum hangat dan salam persaudaraan menyertai setiap langkah mereka saat memasuki rumah ibadah yang dihiasi lambang ayam jantan-simbol panggilan berjaga, harapan, dan kehidupan baru.
Suara orgen bergema, menyambut para tamu dan jemaat yang larut dalam suasana penuh sukacita.
Ibadah syukur dipimpin langsung Ketua MPH Sinode GPM, Pendeta Elifas Maispaitella, dengan khotbah dari Markus 4:1-9 tentang “Perumpamaan Seorang Penabur”. Jemaat diajak kembali menyadari bahwa dasar gereja adalah Kristus sendiri, dan bahwa setiap benih iman yang ditabur dalam kesetiaan akan bertumbuh serta berbuah bagi kemuliaan Tuhan.
Paduan suara para Pendeta dari Maluku Barat Daya, Paduan Suara Sektor Eden, hingga suara merdu solois Willy Sopacua ikut menambah keindahan ibadah. Bahkan, catatan cinta dari seorang anak jemaat, menghadirkan sentuhan emosional, seakan melukiskan bagaimana gereja GPM selama 90 tahun telah mengayomi generasi demi generasi.
Dalam refleksinya, Pendeta Elifas menegaskan bahwa perayaan HUT GPM selalu diawali dengan ibadah, karena ibadah adalah tanda utama lahirnya gereja.
“Gereja dibangun di atas dasar Yesus Kristus, bukan kekuatan manusia. Maka syukur kita di usia ke-90 ini pun hanyalah untuk Tuhan, dan bagi kemuliaan Tuhan,” ungkapnya.
Sementara itu, Pendeta F.R. Kwalomine lewat Pesan Gembala 90 tahun GPM mengingatkan tema besar: “Gereja yang Menabur, Bertumbuh, dan Berbuah Kasih Tuhan”.
Ia menekankan pentingnya keluarga Kristen menjaga kerukunan, membangun lingkungan doa, serta mendidik anak-anak agar menjauhi tawuran dan kekerasan. “Taburlah benih perdamaian, maka jagalah damai itu, sebab damai sejahtera itu kita peroleh hanya dari Kristus,” ujarnya penuh penekanan.
Ibadah kemudian ditutup dengan doa berkat, sebelum Gubernur Lewerissa bersama istri berjabat tangan dengan para jemaat. Senyum keduanya memancarkan sukacita sederhana, seakan ingin menegaskan bahwa perayaan iman adalah ruang kebersamaan, bukan sekadar seremoni.
Rangkaian acara berakhir dengan santap kasih bersama seluruh pelayan dan jemaat, menandai HUT ke-90 GPM bukan hanya sebagai tonggak sejarah, melainkan juga wujud nyata persaudaraan dan pengabdian bagi Tuhan serta masyarakat Maluku. (LN-04)