FCT Sumbang Hewan Kurban, Jaga Tradisi Orang Maluku

banner 468x60

Lenteranusantara.co.id, Ambon – Idul Adha mengajarkan umat Islam tentang pentingnya pengorbanan, keikhlasan, dan ketaatan kepada Allah SWT. Melalui ibadah kurban, umat diajak untuk meneladani sikap Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam menjalankan perintah Allah tanpa ragu, menunjukkan ketulusan hati dan kepatuhan yang sejati.

Tak hanya umat muslim. Saat Idul Adha, umat lain juga dapat memberikan sumbangan hewan kurban yang dapat diterima sebagai sedekah. Selain itu, sumbangan hewan kurban juga sebagai bentuk persaudaraan, toleransi, dan kepedulian antar umat beragama.

Idul Adha tahun ini, 2025, bertepatan dengan 10 Dzulhijjah 1446 Hijriah, yang jatuh pada hari Jumat, 6 Juni 2025. Penetapan ini diumumkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia setelah sidang isbat yang menetapkan 1 Dzulhijjah 1446 H pada Rabu, 28 Mei 2025.

Di Ambon, salah satu tokoh masyarakat Maluku, Febry Calvin Tetelepta (FCT) juga turut memberikan sumbangan kurban satu ekor sapi di Masjid Raya Al-Fatah Ambon, Kamis (5/6). Kurban diterima oleh Ketua Yayasan Al-Fatah Ambon Hadi Basalamah.

” Bantuan hewan kurban ini sebagai bentuk solidaritas kita dalam kehidupan orang basudara di Maluku”, kata mantan Deputi I Kantor Staf Presiden RI itu.

Baginya, sumbangan secara pribadi ini diharapkan menjadi tradisi yang baik untuk tetap dijaga.

“Saya sebagai pribadi hanya cuma berbagi kepada masyarakat. Saya berharap bahwa ini menjadi tradisi yang baik untuk kita jaga kedepan”, ungkapnya.

Niat membangun Maluku dengan tetap menjaga kebersamaan menjadi salah satu konsep Tetelepta sebagai anak Maluku. Karena itu, di sela-sela pemberian hewan kurban, dirinya mengajak orang Maluku untuk menjaga kebersamaan.

”Yah, ini adalah bentuk kebersamaan kita, bahwa dari ikatan kultural seperti ini maka kita bisa bangun Maluku lebih baik lagi kedepan”, serunya.

Menurut Ketua Umum Pengurus Nasional Perkumpulan Senior Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PNPS GMKI) itu, tradisi seperti ini adalah modal sosial untuk membangun Maluku. Dan mestinya ini menjadi bagian dari kehidupan kita untuk bagaimana kita melihat bahwa membangun Maluku itu tidak ada sekat-sekat agama, etnis dan lainnya.

”Semua orang punya hak yang sama di Maluku, oleh sebab itu, ini sebagai bentuk penghargaan untuk membangun Maluku lebih baik lagi. Saya hanya jaga tradisi berkurban di Masjid Raya Al-Fatah Ambon dan Masjid An-Nur Batu Merah. Mudah-mudahan ke depan kita bisa melihat Masjid yang lain lagi di Maluku”, ungkapnya. (LN-04)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *