Warga Gunung Nona Buat Surat Terbuka ke Kadis PU Maluku, Tembuskan ke Presiden Soal Proyek Air Bersih Gagal

banner 468x60

LenteraNusantara.Co.Id, Ambon,- Warga Peduli Proyek Pemerintah mewakili warga masyarakat yang bermukim di wilayah Gunung Nona, Lapangan Warah, Kota Ambon, Provinsi Maluku menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Provinsi Maluku terkait  permasalahan pengerjaan proyek air bersih yang tidak dinikmati masyarakat.

Menurut mereka, proyek air bersih yang disasarkan pemerintah ke lokasi gunung nona sudah tepat, sebab masyarakat pada kawasan tersebut umumnya adalah masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah ( Masyarakat Miskin ) yang diperkirkan sekitar 75 % dan sisanya adalah Pegawai Negeri maupun Swasta serta Pensiunan. “Memiliki tingkat ekonomi seperti demikian, tentunya warga sangat mengharapkan bantuan dari Pemerintah Daerah terlebih khusus bantuan akan air bersih. Mengingat untuk mendapatkan air bersih, warga harus mengeluarkan dana minimal Rp 200.000 ( Dua Ratus Ribuh Rupiah ) untuk membeli air bersih hanya satu mobil tanki, yang penggunaannya hanya seminggu sehingga untuk mencukupi kebutuhan akan air bersih dalam sebulan, harus mengelurkan dana Rp 600.000 ( Enam Ratus Ribuh Rupiah ) hingga Rp . 1.000.000 ( Satu Juta Rupiah ) tiap bulan hanya untuk mendapatkan air bersih. Belum lagi listrik, biaya anak sekolah, makan dan minum tiap hari dan lain – lain. Hal ini tentu sangat memprihatinkan,” sebut mereka dalam surat terbuka yang dilayangkan kepada Kadis PU Provinsi Maluku dan diterima Lenteranusantara.co.id, Rabu (1/1).

Menyikapi permasalahan air bersih, warga sangat berterima kasih karena adanya dukungan Pemerintah Daerah Maluku terhadap kebutuhan akan air bersih kepada warga masyarakat yang bermukim di Kawasan Gunung Nona, Lapangan Warah Kota Ambon Provinsi Maluku, dengan menghadirkan proyek pengadaan air bersih antara lain, Proyek pengadaan air bersih oleh Dinas PU Provinsi Maluku dengan anggaran cukup besar yakni sebesar Rp. 1. 200. 000.000 ( Satu Miliar Dua Ratus Juta Rupiah ) Bersumber dari APBD Dinas PU Provinsi Maluku tahun anggaran 2021 pada Lokasi Alinong Dusun Siwang dan Proyek pengadaan air bersih oleh Dinas PU Provinsi Maluku dengan anggaran JUMBO yakni sebesar Rp. 4. 974. 000.000 ( Empat Miliar Sembilan Ratus Tujuh Puluh Empat Juta Rupiah ) bersumber dari Dana Pinjaman PT. Sarana Multi Infrastruktur ( SMI ) Tahun Anggaran 2021 pada Lokasi Alinong Dusun Siwang.  “Kedua proyek dengan dana JUMBO tersebut hingga kini tidak satupun dinikmati oleh Masyarakat. Kami sempat baca pada halaman salah satu Media On Line beberapa pekan lalu, menurut Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PU Provinsi Maluku Ibu Nur Mardas, ST. MT bahwa, Cuaca Tidak Stabil Mengakibatkan Mesin Tenaga Surya Tidak Dapat Memompa Air. Ini adalah Alasan usang yang tidak masuk di logika manusia. Kenapa? Sudah tiga tahun lebih proyek tersebut dikerjakan, bagaimana mungkin sekarang Ibu Nur menyalahkan cuaca??? Perlu digaris bawahi juga bahwa kedua proyek dengan dana JUMBO tersebut Berada Pada Satu Lokasi Yang Sama Yakni Lokasi Alinong Dusun Siwang. Hal ini yang membuat kami warga masyarakat yang berpendidikan rendah ini bertanya-tanya, Pemerintah kerja apa saja???? Pemerintah tahu kerja atau tidak??? Ataukah ada persaingan antar proyek pekerjaan dengan dana yang berasal dari APBD dan proyek pekerjaan yang dananya berasal dari dana SMI??? Pantas sudah tiga tahun kerja masyarakat tidak menikmati air setetepun alias PROYEK GAGAL TOTAL. Hemat kami, jika sudah ada satu program di satu lokasi, program yang sama harus dialihkan ke lokasi lain karena tentu masyarakan di lokasi lain juga sangat membutuhkan,” ungkap warga.

Sekedar tahu, SURAT TERBUKA yang disampaikan dialamatkan kepada Kepala Dinas PU Provinsi Maluku. “Kami mohon agar Bapak Kepala Dinas meninjau kembali Dua Mega Proyek Jumbo Yang Merugikan Negara Sebesar Rp. 6.000.000.000 Lebih Tersebut. Kemudian kami menghimbau kepada Pihak terkait agar segera mengusut tuntas PROYEK GAGAL tersebut karena sejak tahun 2021 hingga kini KONTRAKTOR HANYA MENANAM PIPA KOSONG yang mengakibatkan pekarangan rumah serta jalanan kami rusak,” tegas warga dalam surat terbuka tersebut.

Selain ditujukan kepada Kepala Dinas PU Provinsi Maluku, Surat Terbuka tersebut juga ditembuskan kepada Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Gibran Rakabuming Raka, KPK Republik Indonesia, BPK Republik Indonesia, Penjabat Gubernur Maluku, Kejaksaan Tinggi Maluku, Kepala Kepolisian Daerah Maluku, DPRD Provinsi Maluku dan Kejaksaan Negeri Ambon.

Sebelumnya media Lenteranusantara.co.id, pernah merilis hasil konfirmasi dengan Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Maluku Nur Mardas, ST.,MT dengan judul Proyek Air Bersih Gunung Nona Mangkrak, Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Maluku Bilang Sudah Dikelola Masyarakat dengan Baik.

Kendati fakta di lapangan menunjukkan pengerjaan Proyek Air Bersih dengan nilai ratusan juta rupiah di kawasan Gunung Nona, Kelurahan Benteng, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Provinsi Maluku, mangkrak dan tak dapat dinikmati masyarakat. Namun Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Maluku Nur Mardas, ST.,MT menampiknya.

Justru menurutnya, proyek air bersih yang dikerjakan tahun 2024 sudah selesai dan telah diserahterimakan dn dikelola oleh masyarakat yang menggunakan. ”Sudah selesai tahun anggaran 2024. Setelah itu diserahterima kelola oleh masyarakat yang menggunakan. Sudah selesai sesuai dengan kontrak tahun 2024,” bilangnya melalui WA kepada lenteranusantara.co.id, Senin (9/12).

Padahal, proyek Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Provinsi Maluku ini dianggarkan tahun 2024 dan sekarang sudah di akhir tahun berjalan, tapi banyak kekurangan yang sengaja dibiarkan begitu saja, dan masalah menghantui penyelesaian proyek yang diduga dikerjakan “ayah mertua” dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Provinsi Maluku itu. Christian Pattiwael, salah satu warga RT.008/RW. 07 Gunung Nona menuturkan proyek air bersih di wilayahnya punya segudang masalah, di antaranya banyak pipa air jatuh ke dalam saluran got, jalan setapak yang dibongkar untuk penggalian pipa sengaja tidak diperbaiki, jalan utama beraspal yang dibelah tidak ditutupi oleh pengecoran semen, dan banyak masalah lainnya. “Kita dapat informasi kontraktor yang biasa dipanggil “Aba” ini sudah lari meninggalkan proyek air bersih di Gunung Nona,” beber Christian kepada media ini, Sabtu (30/11).  (LN-04)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *