Musisi Joe Makailopu Ajak Jaga Toleransi Lewat Lagu “Laeng Sayang Laeng”

Kota Ambon, Ragam52 Dilihat
banner 468x60

Lenteranusantara.co.id, Ambon – Melalui lagu Ambon, “Laeng Sayang Laeng” ,  musisi muda berbakat Maluku Joseph “Joe” Makailopu berkolaborasi dengan Hagamoi Entertainment dan Puncak Halong Official memproduksi dan merilis lagu ciptaan Joe Makailopu yang dinyanyikan musisi-musisi lokal “All Artis Maluku” perpaduan Islam-Kristen untuk membina terus ikatan toleransi dan semangat hidup orang basudara dalam menyatukan Kebhinekaan Indonesia.

“Lagu ini telah dirilis di chanel Youtube Puncak Halong Official,” ujar Uthy Kaya,  produser dan pemilik studio rekaman Puncak Halong Official kepada media ini di Kafe Tradisi Joas, Jalan Said Perintah, Kota Ambon, Kamis (13/2/2025).

Uthy mengutarakan “Laeng Sayang Laeng” merupakan konsep lagu yang diberikan Joe Makailopu sebagai pencipta lagu tersebut ke pihaknya sebagai produser untuk menggugah anak-anak muda Ambon dan Maluku betapa pentingnya membina toleransi dan harmonisasi sosial.

“Target kita agar lagu ini dapat menggugah anak-anak muda untuk menjaga semangat toleransi. Kita juga ingin menyuarakan toleransi melalui lagu ini untuk menjadi perhatian terhadap musisi-musisi Maluku dan lagu-lagu lokal yang rutin menyuarakan toleransi,” seru Uthy.                                           Melalui lagu “Laeng Sayang Laeng”, tambah Uthy mengharapkan, masyarakat lain akan belajar dari Ambon sebagai Kota Toleransi di Tanah Air sekalipun daerah ini pernah mengalami kesusahan akibat konflik saudara berhaluan SARA.

“Target kita melalui lagu ini Ambon dapat menjadi contoh toleransi bagi daerah-daerah lain di Indonesia, sebab toleransi itu sendiri dapat menyatukan Indonesia,” papar Uthy.

Musisi senior di Maluku Semy Peimahul mengungkapkan konflik yang terjadi pada kurun 1999-2004 tidak dirasakan oleh generasi muda Maluku saat itu. Akan tetapi bentrokkan antardua kelompok massa di Tugu Trikora cukup mengagetkan banyak pihak, dan anehnya sampai saat ini belum diketahui pasti siapa-siapa pelaku sampai otak intelektualnya.

“Nah, melalui lagu ini kami dari Kapata Grup meminta bapak-bapak polisi maupun pemerintah untuk tetap mengawal dan ikut membantu musisi-musisi Maluku menyuarakan semangat dalam menjaga toleransi di daerah ini,” ringkas Semy.

Direktur Hagamoi Entertainment Ilona Pattiapon menyatakan tujuan pihaknya mendirikan studio rekaman adalah merangkul,  menampung dan menyalurkan talenta anak-anak muda Maluku di bidang musik.

“Kita dirikan Hagamoi Entertainment ini semata-mata agar musisi-musisi muda Maluku dapat dilirik di kancah nasional, sebab anak-anak muda Maluku juga punya potensi di banyak bidang, namun terkadang sulit berkompetisi di level nasional akibat terkendala anggaran. Buktinya anak saya Tania Jeniver Kaya sukses meraih juara 2 putri batik remaja tingkat nasional tahun 2023 dengan biaya sendiri, ” kata Ilon.

Sebagai musisi Maluku dan pencipta lagu “Laeng Sayang Laeng”, Joe Makailopu menyampaikan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan dirinya nafas hidup dan kekuatan hingga mampu berkarya dalam membuat lagu lokal bertajuk toleransi itu.

“Pertama-tama beta kasih naik terima kasih voor Tuhan Yesus yang su kasih beta nafas hidup deng kekuatan sampe beta mampu cipta lagu ini,” ucap Joe.

“Selanjutnya beta ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang menjadi tangan dan jembatan bagi beta dalam menyelesaikan lagu ini. Bapak Uthy Kaya dan manajemennya dari Puncak Halong Official, Ibu Ilon Pattiapon dari Hagamoi Entertainment, Ibu Tri Ayu di Cafe Triayu, Polars, Bung Chaken Supusepa, Bung Leopold Parinussa. Beta sampaikan terima kasih juga par Bapa Adi Mairuhu yang juga anggota DPRD Kota Ambon yang selalu memberikan masukan dan bimbingan dengan hati walaupun bukan dengan materi yang mana beliau sangat mensupport dengan masukan-masukan sebagai orang tua dan tokoh muda Maluku. Hanya doa dan terimakasih Tuhan berkati dan kasih umur panjang. Terima kasih juga beta sampaikan voor Bapak Jo Kainama, Kiki Alfianty, Usi Linda Nussy, Doulos Grup, Trio Doulos, Gisel, Gideon, Bung Semy Peimahul dari Grup Kapata sebagai senior yang selalu membimbing katong musisi-musisi yang baru. Terima kasih juga untuk pemusik kita bung Lee Kulalean. Semoga lagu ini membawa berkat bagi katong, keluarga katong samua dan masyarakat Maluku,” cetus Joe.

Di kesempatan yang sama, sebagai pendukung proyek lagu ini, Tania Jeniver Kaya mengaku bangga dan dapat dipilih sebagai duta musik menyuarakan toleransi. “Beta ucap danke banyak voor Om Joe, Papa Uthy, Mama Ilon dan Om Semy yang su libatkan beta dalam proyek lagu ini. Tentu sebagai generasi muda beta merasa bangga karena dapat berbuat bagi daerah ini melalui musik,” sebut siswa SMA Negeri 2 Ambon.

Tania menyarankan anak-anak muda di Ambon tidak menyangkutpautkan insiden kecil dengan persoalan agama atau suku, ras dan golongan.

“Beta sebagai anak yang lahir di tahun 2000an saja  merasa takut dengar carita dari orang tatua bahwa konflik di Ambon itu bikin katong paling menderita. Karena itu mari katong jaga toleransi di kota ini agar Ambon tetap manis seperti dulu,” ajak Tania. (LN-04)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *