Resonansi 100 Hari Bodewin-Ely

banner 468x60

Oleh : Eltin Tanalepy –

Aktivis Perempuan Maluku, Sekretaris DPD KNPI Prov. Maluku 2018-2021

Komunikasi adalah Mantera Pembangunan Meski tidak termaktub dalam sistem ketatanegaraan kita. 100 hari kerja pemerintah telah menjadi wacana politik atau semacam lagu wajib yang harus dinyanyikan oleh setiap pemerintahan baru.

Catatan 100 hari kerja pemerintah menjadi justifikasi dan cakap tidaknya pemerintah dalam mengemban amanah. Konsep 100 hari kerja biasanya digunakan sebagai indikator awal kinerja pejabat publik atau kepala pemerintahan setelah dilantik. Konsep ini biasanya menawarkan rencana aksi cepat untuk menunjukan komitmen terhadap janji kampanye atau mengatasi masalah mendesak di masyarakat.

Pemerintahan baru Kota Ambon yang dipimpin oleh Wali Kota, Bodewin M. Wattimena dan Wakil Wali Kota, Ely Toisutta dengan tagline “Beta Par Ambon, Ambon Par Samua” mengawali 100 hari kerjanya dengan implementasi berbagai program kerja yang dijanjikan pada 60 hari masa kampanye. Gebrakan awal Wali Kota Ambon adalah dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp5 miliar untuk pengadaan kendaraan dinas kepala daerah dan pimpinan organisasi tetapi dialihkan untuk penanganan masalah sampah. Disusul dengan kebijakan bahwa seluruh Pejabat dalam lingkup pemerintah Kota Ambon di setiap hari jumat untuk tidak menggunakan Mobil Dinas. Kebijakan ini berdampak positif serta mendukung langkan pemerintah dalam upaya mengurangi angka kemacetan.

“Setelah dilantik sebagai kepala daerah, ada kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah pusat, kemudian ada hutang Pemerintah Kota Ambon yang belum diselesaikan, ditambah situasi kondisi masyarakat hari ini sangat membutuhkan perhatian pemerintah, ini bukan sekedar pencitraan tapi bentuk keberpihakan kepada masyarakat” (pernyataan Wali Kota Ambon, Jumat 11 April 2025) Dalam pandangan masyarakat, kepala daerah seringkali sulit untuk dijumpai apalagi bisa bertatap muka secara langsung, hal itu tidaklah berlaku dalam kepemimpinan seorang Wali Kota Ambon, Bodewin M. Wattimena. Sejak menjabat sebagai Pj. Wali Kota Ambon dari tahun 2022-2024 Wali Kota Jumpa Rakyat atau disingkat WAJAR adalah salah satu program unggulan yang rutin dilakukan setiap hari Jumat pagi dari pukul 08.00 – 10. 00 WIT.

Program ini memberikan ruang dan pesan bagi masyarakat Kota Ambon bahwa pemerintah menjadikan masyarakat sebagai mitra dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan lewat perjumpaan-perjumpaan dan penyampaian berbagai persoalan, kondisi dan fakta yang ada di masyarakat agar pemerintah bisa responsif. Langkah berani, tegas, dan tertanggung jawab Wali

Kota dan Wakil Wali Kota Ambon, bukan sekedar mewujudkan 17 Program kerja. Penertiban Pasar Mardika Ambon adalah salah satu target utama Pemerintah Kota Ambon dalam upaya menata wajah kota. Proses penertiban ini tidak serta merta dilakukan tanpa memikirkan atau menyiapkan solusi bagi seluruh pedagang di pasar Mardika Ambon.

Berbagai langkah dilakukan Pemerintah Kota Ambon mendahului proses penertiban salah satunya adalah sosialisasi secara masif yang dilakukan oleh Pj. Sekretaris Kota. Hingga pada 28 April 2025 penertiban dilakukan langsung oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Proses berjalan dengan baik bahkan di sore menjelang petang Wali Kota Ambon masih kembali ke Pasar Mardika untuk memastikan semua pedagang bisa mengikuti langkah yang dilakukan pemerintah.

Apa yang menarik dari bagian ini? “Pemerintah Kota Ambon tidak mungkin membiarkan bapak/ibu (pedagang) sekalian ini menderita, ikuti dulu apa yang sementara kita atur saat ini, kekurangannya dimana nanti akan diperbaiki” Sepenggal kalimat Wali Kota Ambon saat menghimbau para pedagang kala itu, bukan sekedar kalimat saja, tapi seperti mantera pembangunan yang berisi pertanggung jawaban dan beban moril secara institusi bahkan pribadi. Di sisi lain, lebih kepada jiwa yang humanis bahwa kebijakan yang diambil bukan sekedar program yang harus jalan atau seolah menujukan full power seorang Kepala Daerah. Namun lebih kepada manusia (para pedagang) harus dihargai dan ditempatkan secara bermartabat dan bernilai sebagai pusat dalam segala hal.

Momentum Musyawarah Nasional VII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia Tahun 2025 bertajuk Dari individu merasa nyaman untuk berbicara secara terbuka tentang kebutuhan dan harapan, maka potensi dan ruang konflik akan semakin kecil dan mudah diatasi. Tanpa komunikasi yang baik, misinterpretasi dan ketikpahaman dapat merusak kepercayaan dan kedekatan antarindividu. Selain itu gaya kepemimpinan yang bertanggung jawab juga turut membentuk dinamika interpersonal yang sehat dan memuasakan serta tumbuhnya kesadaran akan tanggung jawab, dukungan, maupun kerjasama yang lebih kokoh.

Seperti kata Presiden Amerika Serikat Barack Obama, ”Perubahan tidak akan terjadi jika kita menunggu orang lain atau waktu yang lain. Kitalah yang ditunggu-tunggu, kita adalah perubahan yang dicari”. Seratus hari memang masih dini, tetapi cukup untuk menyalakan semangat perubahan bagi Kota Ambon. (***)

 

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *