Lenteranusantara.Co.Id, Ambon – Pasca pesta minuman keras di rumah dinas Ketua DPRD Kota Ambon, Sabtu (2/8/2025), seorang Aparatur Sipil Negara Pemerintah Kota Ambon, Maluku, Febry Pattipeilohy alias Jimron kena getahnya.
Jimron terpaksa dievakuasi ke Rumah Sakit setelah diduga dianiaya orang tak dikenal saat pesta miras tersebut. Ada yang menduga pelaku penganiayaan Jimron adalah Ongen, sopir pribadi Ketua DPRD Kota Ambon Morits Tamaela.
Sedangkan pemicunya seorang kontraktor. Kecurigaan itu mencuat setelah Ongen memasang status di laman fesbuknya sejam sebelum Morits Tamaela menggelar konferensi pers. “Hidup, Mati ditentukan Lidah,” tulis sang sopir di beranda fesbuknya.
Jimron yang berdinas di Komisi III DPRD Kota Ambon ini mengaku sempat membawa miras yang dibeli dari Ketua DPRD Kota Ambon kepada pekerja dan kontraktor. Ia mengatakan sempat mengangkat kontraktor.
“Yang saya ingat sempat bawa miras dan mengangkat kontraktor saja,” ujar Jimron dalam konferensi pers di Gedung DPRD Kota Ambon, Senin (4/8).
Usai membawa miras kepada pekerja dan kontraktor, Jimron memutuskan pulang ke rumah. Jimron mengaku dianiaya namun tidak mengetahui pasti siapa yang melakukan penganiayaan. Ia baru mengetahui dianiaya setelah berada di rumah sakit dalam kondisi tak sadarkan diri.
“Saya tidak tahu dianiaya di mana, lokasi di mana, saya tidak tahu karena tidak sadar,” ucapnya.
Sementara, Ketua DPRD Kota Ambon, Morist Tamaela membantah menggelar pesta miras bersama pekerja, ASN dan kontraktor di rumah dinasnya hingga terjadi keributan dan penganiayaan terhadap Jimbron.
“Selaku pejabat publik saya mengedepankan etika, saya bukan pelaku penganiayaan, kalau saya pelaku saya orang yang berdosa dan peristiwa penganiayaan bukan di rumah dinas, tapi di luar rumah dinas,” kilah Morits
Politisi partai Nasdem ini mengaku ASN bernama Febry Pattipeilohy alias Jimbron sempat dianiaya sepulang ke rumah pada Sabtu (2/8). Namun penganiayaan terjadi di luar dan bukan karena pesta di rumah dinas.
“Peristiwa penganiayaan bukan di rumah dinas, tapi di luar rumah dinas,” elak Morits dalam konferensi pers di Gedung DPRD Kota Ambon, Senin (4/8).
Ia bilang pihaknya baru mengetahui peristiwa pemukulan terhadap ASN bernama Febry Patilohi alias Jimbron setelah sang istri mengabarkan bahwa Jimbron tengah dalam perawatan rumah sakit.
“Saat itu terjadi kegiatan di rumah dinas ada pekerjaan fisik pembangunan sarana prasarana rumah dinas oleh pihak ketiga pada saat itu cukup rame,”katanya.
Kala itu, Ketua DPRD Kota Ambon, Morist Tamaela sempat meminta Jimbron membeli dua botol miras. Rencana dua botol miras tersebut akan dibawa ke Jakarta pada Sabtu (2/8). Namun, karena pesawat gagal berangkat sehingga dua botol miras tersebut diputuskan untuk diberikan kepada pekerja yang sedang melakukan pembongkaran batu besar dan pekerjaan pos penjagaan di rumah dinas.
“Mereka minum untuk kasih panas perut, kebetulan kondisi hujan, dua botol itu mereka minum sampai habis,”ucap Morits.
Ia juga membantah kalau ada sebanyak sembilan botol miras tertampung di rumah dinasnya. Ia bilang tidak punya niat untuk menggelar pesta miras karena dia seorang pejabat publik dan memiliki anak dan istri.
“Itu hanya sekadar jalan dan minum saja dan saya tidak terlibat dalam proses minum seperti itu karena punya istri dan anak, kelakuan saya yang minum dari dulu sudah tidak ada lagi,” tuturnya.
Ia menambahkan setelah menyuplai dua botol miras jenis sopi kepada pekerja. Kontraktor kembali menyuplai tambahan miras namun berapa banyak jumlah miras pihaknya tidak mengetahui.
“Ada tambahan miras dari kontraktor, untuk berapa jumlah saya tidak tahu,”pungkasnya. (LN-04)