Lentera MBD.Com, Ambon – Masyarakat sangat mendambakan kehadiran anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang bertindak humanis dan menjadi pelindung serta pengayom masyarakat dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Artinya, hadirnya petugas Kepolisian membuat masyarakat merasa terlindungi dari berbagai macam bentuk persoalan maupun gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Namun, hal tersebut tidak dirasakan oleh masyarakat Desa Elnusa, Kecamatan Siwalalat Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku.
Pasalnya, seorang oknum Polisi berpangkat Brigadir Polisi Kepala (Bripka) AM alias Aprez yang bertugas pada Polisi Sektor (Polsek) Elnusa, Kecamatan Werinama – Siwalalat, Kabupaten SBT itu dinilai kerap melakukan tindakan-tindakan yang membuat masyarakat resah. Dia melakukan palak dengan menagih sebesar Rp 2 juta untuk bisa membuka jalan desa yang sudah dibangun sejak tahun 1998.
“Kehadiran AM untuk bertugas di desa Elnusa ini kami pikir untuk bisa melindungi dan mengayomi masyarakat, namun nyatanya kondisinya terbalik karena AM membuat kami resah dengan perilakunya yang suka menakuti – nakuti masyarakat dengan alasan akan memproses hukum masyarakat yang melawannya di Polsek Werinama,” keluh salah satu pemuda desa Elnusa yang namanya tidak mau disebutkan kepada media siber ini, Selasa (27/2/2024).
Dia katakan setiap permasalahan sering terjadi pada masyarakat Desa Elnusa, AM tidak berupaya menyelesaikan masalah masyarakat dengan baik . Bahkan program pemerintah desa pun tidak didukung AM.
“Misalnya saat terjadi perkelahian antara pemuda Atiahu dengan pemuda desa Elnusa, mereka dibawa AM ke kantor Polsek Werinama dengan alasan untuk melakukan proses penyelesaian, namun sesampai di salah satu kali (sungai), namanya kali bobot korban dari pemuda Elnusa tersebut dilepaskan begitu saja, dan tidak sampai di kantor Polsek Werinama,” ungkap warga yang tak ingin namanya dipublikasikan itu.
“Begitu juga saat terjadi perkelahian antara pemuda desa Abuleta dengan desa Elnusa, proses penyelesaian juga tidak sampai di kantor Polsek Werinama. Korban dibawa ke kali bobot, lalu mereka langsung dilepaskan oleh AM,” ungkap sumber itu.
Oleh karena itu, lanjutnya, Kami selaku pemuda Elnusa meminta Bapak Kepala Kepolisian Daerah Maluku Irjen Pol Lotharia Latif agar dapat memindahkan AM dari desa kami. Karena kami sudah resah atas tindakan dan perilakunya yang tidak menunjukkan sikap sebagai seorang Polisi yang mengayomi masyarakat. “Bapak Kapolda Maluku yang kami hormati, Ini suara kami para pemuda yang mewakili masyarakat desa Elnusa yang bisa menyuarakan keluh – kesah masyarakat. Kami butuh seorang Polisi yang mengayomi dan melayani masyarakat dan mendukung setiap program pemerintah desa Elnusa bukan seperti AM yang arogan dan tidak profesional. Kami tolak Polisi yang tidak mendukung program pemerintah desa. AM harus dipindahkan dari desa kami,” tegas dia. (LMbd 04)