LenteraNusantara.Co.Id,Ambon, – Ketua Aliansi Rakyat Peduli Maluku (ARPM), John Letemulu menyesalkan tindakan Oknum Babinsa yang menganiaya warga Damer hingga keluar darah (babak belur). Kejadian yang berawal dari duduk bersama di atas KM Cantika, Kamis (21/11), dalam perjalanan kapal cepat itu dari pelabuhan Kaiwatu di Pulau Moa menuju Kepulauan Damer. Oknum anggota TNI-AD berinisial WL alias Emus menganiaya penumpang kapal, Abraham Leinussa alias Ampi. WL adalah Bintara Pembina Masyarakat (Babinsa) di Kuai Melu, Pulau Damer, sedangkan korban pemukulan menjabat salah satu kepala urusan di Pemerintah Desa Bebar, Kecamatan Damer, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku.
Insiden pemukulan tejadi ketika kapal cepat dari Pulau Moa menuju Damer. Masalahnya berawal ketika korban lagi mengonsumsi sopi (minuman keras tradisional) bersama dengan pelaku.
Entah apa masalahnya tetiba pelaku yang adalah salah satu anggota TNI-AD memukul korban sampai babak belur dan berdarah-darah. “Mungkin si pelaku merasa dia tentara. Jadi dia dengan seenaknya memukul dan menganiaya rakyat kecil,” duga Letemulu kepada media ini, via ponsel, Jumat (22/11) dini hari.
Menurut Letemulu apa yang dilakukan WL adalah perbuatan melawan hukum dan tak dapat dibiarkan begitu saja. “Ini adalah perbuatan yang sama sekali tidak terpuji. Untuk itu saya meminta Jenderal Prabowo Subianto sebagai Presiden RI ,Panglima TNI, Pangdam XV/Pattimura dan Dandim Maluku Barat Daya untuk menindak tegas pelaku,” desak Letemulu.
Sampai berita ini dipublikasikan belum ada keterangan resmi pejabat Kodam XV/Pattimura mengenai penyebab insiden tersebut.
Klarifikasi Pelaku
Sementara itu, Prajurit Kepala, Wilhemus Letti (WL) membantah melakukan pemukulan terhadap korban, Ampi. Menurutnya, saat itu dirinya hanya mendorong korban dari dek atas di lambung kiri belakang kapal. ”Karena takut korban terjatuh di dasar, pelaku langsung menarik korban dan tangannya mengenai hidung korban sehingga terluka. ”jadi saat itu saya hanya menarik dia karena takut dia jatuh ke dasar,” ungkapnya kepada lenteranusantara.co.id., Jumat (22/11) via ponsel.
Lanjut pelaku, saat kejadian itu dirinya tengah menggendong salah satu anaknya di dekat rombongan teman-temannya. Tiba-tiba datang korban yang sudah dalam kondisi mabuk, tapi masih sadar. Lalu, korban sudah bicara ”ngelantur” dan menjulurkan lidah. Salah satu keluarga pelaku memberikan rokok kepada korban tapi korban hanya menghisap dua kali dan dibuang dan dinjak-injak. Karena sikap korban sudah menyinggung orang lain, saya diminta untuk menertibkan. Tapi yang saya sampaikan tidak diindahkan oleh korban. ”Memang dia (korban) sudah mabuk dan bicara sudah tidak kontrol lagi. Saya hanya diminta tetibkan tapi yang saya sampaikan juga tidak didengar,” tandasnya. (Tim LN)