Lenteranusantara.Co.Id, Ambon – Sejak konflik sosial melanda Kota Ambon tahun 1999, Klub Sepak Bola asal Kota Ambon Manise, Persatuan Sepak Bola Ambon (PSA) tak lagi aktif, namun tak dibubarkan.
Karenanya, Kamis, (25/9), bertempat di Ruang Rapat Darwin, Balai Kota Ambon, pengurus PSA yang baru dilantik.
Struktur kepengurusan sebagai berikut; Ketua Umum Bodewin M. Watimena, Ketua Harian Johan Johanis Lewerissa, Sekretaris Ferdinad Renyut, Bendahara Vita Pattiradjawane.
Selanjutnya, Komite organisasi dan SDM, diketuai oleh Jonry Pirsouw, Komite Pembina dan Pelatihan Johan Pattikawa, Komite Kompetensi dan Pertandingan Jantje Saija, Komite Perwasitan Jantje Latuperissa, Komite Pembinaan dan Pengembangan Usia Dini dan Usia Muda Zeny Poetiray, Komite Pendanaan dan Marketing Boy Lekipiouw, Komite Hukum dan Humas Sherlock Holmes Lekipouw, Komite Keamanan Izack Risambessy, serta Komite Media dan Humas Novi Pinontoan.
Sebagai pemilik klub, Pemkot Ambon tentu punya harapan besar bagi PSA. Ambon dengan kepengurusan yang baru.
”Pemkot Ambon berharap bapak/ibu, saudara/saudari sekalian yang baru saja dilantik untuk menjaga nama baik PSA,” ungkap Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena.
Lanjut Wattimena, menjaga nama besar bukan saja dengan hal-hal yang biasa, dengan upaya-upaya kongkrit untuk menjaga nama itu, agar terhindar dari hal-hal yang merusak klub ini.
“Kita butuh mengelola PSA ini secara baik, supaya tujuan untuk menghasilkan talenta muda berbakat lewat PSA ini bisa kita wujudkan bersama,” tambahnya.
Pelantikan ini, diyakini Wattimena sebagai langkah awal untuk mengembalikan kejayaan PSA yang pernah bersinar sebelumnya.
Katanya, hal ini sangat penting oleh sebab itu dirinya optimis kepengurusan yang diisi oleh orang-orang cakap sepakbola ini, kedepan maju dan menghasil atlit-atlit yang luar biasa.
“Mudah-mudahan semangat kita dihari ini dengan kembalinya PSA upaya-upaya yang lain bisa mengembalikan kejayaan olahraga,” tandasnya.
Menelisik Masa Jaya PSA
Dikutip dari Wikipedia, pada era tahun 1980an, PSA Ambon menonjol di peta sepak bola Indonesia. Pada turnamen HUT PSSI ke-52 tahun 1982, PSA Ambon berhasil lolos ke final, setelah mereka secara mengejutkan menang 2–0 melawan Persema Malang di babak semifinal berkat gol John Parinusa dan Yosi Latuperisa. Namun pada pertandingan final melawan PSP Padang di Stadion Utama Senayan, mereka kalah 2–3 meski ada gol dari John Parinusa dan Ali Lilisula.
Pada tahun 1984, PSA Ambon lolos ke grup kualifikasi nasional Divisi I. PSA Ambon menempati posisi kedua grupnya, tertinggal 1 poin dari PSB Bogor yang menjadi pemimpin grup diperbolehkan bersaing dengan 3 klub lain untuk memperebutkan dua tempat promosi ke Galatama.
Pada tahun 1987, PSA Ambon berhasil menempatkan diri sebagai pemimpin grup pada kualifikasi grup Divisi I. Hal ini membuat PSA Ambon bisa bersaing dengan PSDS Deli Serdang, Persitara Jakarta Utara, dan Persegres Gresik untuk promosi ke level tertinggi. Dari tiga laga yang dilakoni, PSA kalah dari Persegres dan Persitara serta imbang melawan PSDS. Sangat disayangkan gol kebobolan Persegres dan Persitara semuanya dicetak oleh mantan pemain muda Ambon yang sudah lebih dulu hengkang dari klub.
Pada tahun 1992, upaya lain dilakukan untuk maju ke level tertinggi. Kali ini PSA Ambon harus melewati grup bersama Persiraja Banda Aceh dan PSIR Rembang untuk bisa dipromosikan. PSA berhasil mengalahkan Persiraja, tetapi kalah dari PSIR. Ketiga tim meraih 3 poin sehingga selisih gol menjadi penentu kemenangan PSIR Rembang.
Setelah meraih hasil bagus di divisi Indonesia Timur, pada tahun 1996 empat klub kembali mampu bersaing memperebutkan promosi ke kompetisi tertinggi nasional. Namun PSA Ambon finis di peringkat ketiga grup dan tak mampu lolos.
Sejak saat itu, PSA Ambon belum mampu menembus grup kualifikasi Divisi I nasional atau lolos promosi ke level tertinggi.
Penurunan prestasi
Menjelang akhir tahun 1990-an klub mengalami penurunan prestasi. Pulau Ambon dilanda konflik sosial berdarah pada tahun 1999. Dalam masa sibuk sulit untuk mengembangkan pemain muda berbakat dan rumah bagi klub, di Lapangan Merdeka, dibongkar oleh aparat. Klub ini pindah ke Stadion Mandala Remaja dan menempati posisi kedua di liga pada musim 2005 di belakang Persemalra Tual, yang menjadi juara karena selisih satu gol. Sejak itu, hanya sedikit hasil penting yang dicapai di kejuaraan divisi Maluku, dimana rivalnya Persemalra Tual dan Nusa Ina FC memenangkan kejuaraan Maluku pada tahun 2000an dan 2010an. Dari musim 2018, belum ada tim yang didaftarkan untuk mengikuti kompetisi sepak bola. PSA Ambon tidak aktif sejak saat itu, tetapi tidak dibubarkan. PSA Ambon tak mampu lagi menembus grup kualifikasi Divisi I nasional atau lolos promosi ke level tertinggi. (LN-01)